Rabu, 14 September 2011

PULO KEMARO


Perahu-perahu Jukung
menghilir. Sungai berarus lambat
dari bawah pohon
kita memandang
Jangan ganggu
tidur nyonya Fatimah
meski kautertatik ke ranjangnya

Tapi ada yang menggoda
asap dupa dan kehidupan esok

Sembilan lidi garu
kauberjalan
seperti di titian
ingin jatuh rasanya

Peruntungan dan nasib sial
seperti ombak Musi itu
terkadang deras
dan perlahan berikutnya
sisip sedikit kau dibawanya

Di atas sanalah
kaumeletakkan kepercayaan sesungguhnya
di pulau ini kita adalah tawanan.

/2004/




Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda