Mereka berada pada kesunyian
tak satu bisa mendengar
mereka meminta yangis itu untuk diperhatikan.
Di sana berpikir barangkali mereka segalanya
Adakah mereka menerima segenap kesunyian?
Kita berpikir barangkali mereka harus ada
maka di sanalah sebuah waktu
di dalam kehidupan,
Jika secuil cinta kauberikan
sebuah harapan seorang kawan akan memangil
barangkali kami berada pada kesunyian juga
saat itu mereka dapat berkata
serta mengisahkan kemurungan dan kesedihan itu
sebab persekawanan adalah keajaiban
setiap rasa ke dalam kebaikan.
Lalu saat kelenganan adalah melempar ketakutan
maka kita mempunyai sesuatu di antara menuju kerahasiaan
:Kesunyian abadi.
Bermalam di kotamu yang dingin dan berdenyut
seperti seorang tentara mengarahkan bayonet
ke wajahku. Penuh kecemasan.
Aku datang dan bermalam di kotamu
hanya sebagai orang asing
kausekedar ingin mengusapku sekejap
dan melemparkanku begitu saja.
Bermalam di kotamu yang gelisah
kini tenang. Lampu-lampu laser
menyorotku. Aku seperti aktor
di panggung teater. Aku pun berkata
"Walikota, dapatkah kaumeniduri kotamu
malam ini? Karena kecemasan selalu memburuku"
Kotamu memiliki beribu malam
di antaranya ketakutan
yang mengendap.
Lewat tengah malam
aku bawakan keliaran
untuk pacarku.