PULO KEMARO
Perahu-perahu Jukung
menghilir. Sungai berarus lambat
dari bawah pohon
Jangan ganggu
tidur nyonya Fatimah
meski kautertatik ke ranjangnya
Tapi ada yang menggoda
asap dupa dan kehidupan esok
Sembilan lidi garu
kauberjalan
seperti di titian
ingin jatuh rasanya
Peruntungan dan nasib sial
seperti ombak Musi itu
terkadang deras
dan perlahan berikutnya
sisip sedikit kau dibawanya
Di atas sanalah
kaumeletakkan kepercayaan sesungguhnya
di pulau ini kita adalah tawanan.
/2004/